Kalau seseorang bertanya apakah kamu bisa menulis, kira-kira jawaban kamu apa? Bagi sebagian besar orang pasti akan menjawab bisa. Tapi jawaban ini akan berbeda jika pertanyaannya diubah sedikit saja menjadi apakah kamu bisa membuat tulisan?
freepik.com |
Menulis merupakan kegiatan membuat tulisan sedangkan tulisan adalah hasilnya. Hampir setiap orang dapat dipastikan pernah menulis namun tidak serta merta kegiatan menulisnya menghasilkan tulisan.
Menulispun ada yang sifatnya spontan dan ada yang terencana. Saat menulis spontan, kita seolah-olah masuk ke alam lain seperti alam kenangan atau alam khayalan. Saat itulah menjadi momen kita mencurahkan apa yang ada di kepala tanpa adanya batasan-batasan yang ada di luar isi pikiran kita.
Menulis bahkan menjadi salah satu terapi self healing. Kebebasan mencurahkan apa yang kita rasakan, kita pikirkan dan apa yang kita inginkan lewat tulisan tanpa adanya batasan/doktrin membuat otak bekerja sesuai kapasitasnya.
Hal yang berbeda saat kita dituntut menulis atau dalam bahasa saya menulis terencana. Sebelum pena menyentuh kertas atau jari-jari menyentuh keyboard laptop, otak kita sudah terlebih dahulu bekerja, berpikir tentang apa yang akan ditulis sebagai opening agar sesuai dengan brief tulisan yang ada.
Kalau dulu diary atau buku harian menjadi trend di kalangan remaja untuk mencurahkan isi pikirannya, maka sekarang postingan di sosmedlah yang menggantikan diary. Yang pertama dilakukan secara private, sedangkan yang kedua dilakukan terbuka, namun keduanya sama-sama sebagai bentuk ekspresi spontan yang dirasakan, dialami ataupun diinginkan.
Kang Maman Saat IG Live JNE |
"Proses kreatif dalam penulisan adalah pengalaman yang dituangkan secara Theater of Mind "Kata kang Maman seorang penulis sekaligus pengiat literasi ketika Instragram Live bersama JNE
Sayapun termasuk orang yang suka menulis. Sebagai seorang ibu, kegiatan menulis saya tidak lepas dari kejadian sehari-hari di rumah. Momen-momen bersejarah yang berhubungan dengan anak-anak menjadi dominasi coretan- coretan saya.
Saat pertama kali anak bisa memanggil mama, melangkah tanpa dibantu, ke sekolah tanpa drama dan kejadian- kejadian lain menjadi inspirasi saya menulis. Jadi menulis bagi saya adalah kegiatan yang sangat mengasyikan, menjadi "me time" di sela-sela mengurus segala urusan di rumah.
Saat TK |
Saat Dewasa |
Menulis itu adalah voice of the voice
Ada kejadian yang mengharukan yang sampai saat ini masih lengkat di ingatan saya. Suatu saat saya sedang merapikan meja belajar si kecil yang baru duduk di TK. Terselip sebuah kertas dengan coretan pensil warna biru. "Namaku Keagi, umur 5 tahun, aku sayang sama mama, aku mau masuk surga".
Serta merta air mata sayapun mengalir setelah membaca coretan yang dibuat si kecil. Saat itu Keagi memang sedang belajar baca tulis. Coretan sederhana yang sarat makna. Coretan yang menunjukkan kemampuan baca tulisnya, coretan yang berisi rasa sayangnya, dan coretan keinginannya.
Dari sebuah coretan sederhana anak, banyak hal yang saya rasakan. Bersyukur adalah salah satunya.
Bersyukur juga saya mempunyai ayah yang menurunkan sifat hobi membaca. Karena dari membaca bukan saja menambah wawasan tetapi perbendaharaan kata juga bertambah. Ini sangat membantu saya ketika menulis.
Akh rasanya selama hayat masih dikandung badan, saya akan tetap menulis. Menulis dari hati dan berbicara dengan ketulusan.
Semoga Allah merahmati, Aamiin
Iya sih aga susah ya kalau proses kreatif itu dipaksakan pada saat gak mood misal. Jadi ya "asal tulis" tapi bukan "tulisan" yang menurut penulisnya sendiri baik.
ReplyDeleteThis! Pun banyak juga ditemukan teman teman yang memang menulis udah jadi kebiasaan ya nggak pake tunggu mood. Lebih pada waktu aja
DeleteApa yang disampaikan dari hati maka akan sampai ke hati. Ini Quotes bagus banget bisa diaplikasikan di proses menulis.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya. Dari hati akan keluar dengan sendirinya ya
DeleteMenulis itu bisa menjadi rekam jejak dan kenangaan
ReplyDeleteAku jadi teringat akan sebuah quote "menulis itu membentuk peradaban, kelak ketika raga tiada tulisan akan jadi rekam jejak abadi"
Iya mba, terima kasih sudah berkunjung ya
DeleteMenulis apa yg kita alami sehari-hari, suatu saat jika kita membacanya kembali pasti timbul lagi kenangannya ya. Entah kenangan bahagia, haru, bahkan sedih.
ReplyDeleteBenar banget rekam jejak yang akan jadi kenangan ya
DeleteMenulis berdasarkan pengalaman sehari-hari memang sangat menyenangkan. Benar juga, kata kang Maman kalau disebut Theater of Mind. Lebih terasa mengalir dalam kata dan kalimat.
ReplyDeleteIya nggak ribet mikir aiuenya tapi ya nulis aja dulu
DeleteSaya juga suka nulis, untuk mengingat kenangan dan juga healing. Kadang sebelum memulai nulis untuk reportase atau job, suka nulis bebas, untuk membiasakan diri menulis, nggak nunggu mood. Seru ya dapat ilmu dari Kang Maman, setuju dengan penyebutan Theater of mind
ReplyDeleteIya mba, membiasakan menulis juga tanpa sadar perbendeharaan kata makin banyak ya untuk ambil angle dari mana misalnya
DeleteTerasa banget pentingnya menulis, ketika kita membuka tulisan tulisan lama. serasa menjadi pengingat, kenangan baik/ buruk
ReplyDeleteNah ini ya, kita juga bisa liat ya perkembangan tulisan kita dari waktu ke waktu
DeleteSetuju banget..bahwa nenulis bisa menjadi self healing, krn aku pun merasakannya mba.. Terima kasih sharingnya..menginspirasi utk terus berusaha menulis dari hati..
ReplyDeleteSama sama mba, semoga bermanfaat ya
Deleteyes, the power of writing. Memang menulis bisa juga jadi healing ya kak. Bagai membuka jendela ilmu, tp anak jaman now,,lebih doyan nonton youtube
ReplyDeleteNah ! Aku aja pegang pulpen agak kaku lho karena menulis kan by laptop atau hp...manual kan penting juga ha ha ha
DeleteSaya juga menulis sampai hari ini karena terkadang meluapkan isi hati juga sih. Memainkan perasaan dan mengisahkan beragam kenangan terutama ketika melakukan perjalanan. Btw,itu tulisan si dedeknya memang menyentuh sih,saya belum jadi ibu saja bisa ikut terharu.
ReplyDeleteHa ha ha mksh mba. Ditulis usia 5 tahun. Sekarang sudah 22 tahun anak ini
DeleteMenulis itu kalo dipake bener konsep theatre of mindnya memang pasti jleb sampe ke hati dan dan ubun-ubun para pembaca yaa kak
ReplyDeleteNah aku belum bisa gini nih kayak kang maman ha ha ha kadang beberapa kata aja duh ya beliau
DeleteIni yang sebenarnya aku pikirkan beberapa waktu. Dulu, zaman pakai diary, kalau mau nulis kok ya free banget gitu mbak. Tapi setelah nulis terencana, eh malah ngambang semua idenya wkwkw
ReplyDeleteKan.Akupun kayak jadi takut salah ya mau ambil angle aja bingung lama lama dikejar DL deh 😂
DeleteTulisan yang mengalir itu biasanya ditulis dengan hati. Ia menyimpan kenangan dan harapan.
ReplyDeleteItu juga tujuan saya menulis di blog dengan suatu ciri khas agar diingat orang.
Akh senang baca blog kamu mba, bikin saya belajar juga klo ktm blog teman teman
DeleteSetuju banget... Apalagi sebagai seorang ibu, rasanya nggak habis-habisnya cerita keseharian di rumah bersama anak-anak bisa dijadikan ide tulisan. Bisa jadi catatan kenangan dengan segala romantikanya, atau dikemas jadi sharing pengalaman yang valid... Bumbu "dari hati" ini yang bikin tulisan juga bisa lebih dekat dengan pembaca. Cuma ya terus terang kendalanya sekarang sering soal waktu, ya.
ReplyDeleteHa ha ha iya ya. Kalau yang kerjaan rasanya karena ada kewajiban jadi lancar aja ya mba. Aku merasa lho
DeleteTerharu dengan suratnya Nak Keagi. MasyaaAllah hebatnya semoga jadi anak yang membanggakan dunia akhirat aamiin
ReplyDeleteAamiin ya Allah. Terima kasih banyak mba..saya sampaikan ke anaknya ini.
DeleteKadang kalau lagi baca-baca tulisan yang telah lalu juga suka terngiang dan nostalgia mbak.. Btw memang banyak temen-temenku yang pengen bisa membuat tulisan, tapi katanya ga bisa dan ngga pede, hihi padahal tulis aja ya mbak yang penting dari hati~
ReplyDeleteTepat. Karena penulis handal pasti awalnya ya nulis nulis biasa dulu ya kan
Deleteiya mbak, masalah jam tayang juga penting banget kan yaa...
DeleteSaya menulis karena ingin berbagi cerita ke para pembaca mba, dan awal saya menulis karena pribadi sih. Saya orang yang pelupa sekali, maka saya menuliskan nya agar bisa dibaca kembali ☺🥲😚
ReplyDeleteAku malah awal nulis kocak banget mba , aku pikir ya kayak nyetatus aja ha ha ha terus ngebatin kok nggak ada yang komen ya ha ha ha
DeleteMenulis memang membutuhkan hadir utuh merasakan apa yang ingin dituangkan ke lembaran kosong yang ada di hadapan kita.
ReplyDeleteTentu tidak mudah dan pasti membutuhkan yang namanya sebuah proses panjang.
MashaAllah~
ananda bikin mama terharu yaa..
Iya, one moment in time yang nggak akan saya lupa mba. Sukses untukmu ya. Aamiin 🙏😇
DeleteMenulis dari hati itu lebih dapet feelnya waktu kita baca. Meski tulisannya sederhana. Aku pribadi hobi menis, karena buatku bisa untuk self healing
ReplyDeleteNah, ternyata hati emang nggak bisa boong ya
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteIya mba ria, alhamdulillah banget pun pandemi rejeki juga datang menulis ya, sukses selalu. Terima kasih
DeleteSeneng bangettt! Pasti ada kepuasan tersendiri saat bisa melepaskan "
ReplyDeletebeban" saat menulis. Menulis itu bisa menjadi obat jiwa katanya. Agar emosinya ngga lari kemana-mana bisa dituang ke dalam sebuah tulisan. Begitu katanya xD
Right ! Terima kasih ya semoga bermanfaat tulisan ini. Aamiin🙏
DeleteMasya allah dari kecil mau masuk surga, bakalan bawa ibunya jg ke surga kelak.aamiin
ReplyDelete