Assalammualaikum warahmatulahi wabarakatuh...
Minggu ini topik yang masih akan terus jadi perhatian kita bahkan dunia selain demo mahasiswa terhadap rancangan undang-undang KUHP adalah bencana kekeringan dan juga asap.
Pemberangkatan TIM Relawan Rumah Zakat |
Musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan adanya kekeringan, bahkan akibat kemarau dan tangan-tangan tak bertanggung jawab di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Tagar #IndonesiaDaruratAsap menjadi trending topik dan mengambarkan betapa luar biasanya bencana ini bagi kesehatan masyarakat di sekitar bencana khususnya dan juga masyarakat yang dekat dengan wilayah bencana karena asap.
Minggu lalu saya prihatin juga ketika salah satu founder komunitas blogger harus mempercepat kunjungannya ke Palembang karena terpapar langsung asap.
Palembang memang menjadi salah satu kota yang masuk status berbahaya selain.kota Pekanbaru dan Sampit. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, dari Februari hingga September 2019, jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sampai bulan September mencapai 919.516 orang.
Sungguh satu jumlah yang memprihatinka , untuk itu Rabu 25 September 2019 Rumah Zakat memberangkatkan relawan tambahan dan armadanya berupa mobil oksigen yang membawa oksigen, obat-obatan dan Masker N-95 untuk melakukan Aksi Peduli Bencana.
Ibu Murni, Chief Program Officer Rumah Zakat. |
Nur Efendi CEO Rumah Zakat |
Blogger ikut menyebarkan informasi |
Selain itu Rumah Zakat juga telah melakukan pendistribusian sebanyak 15.200 dengan menyediakan pos darurat kabut asap, pos segar, peralatan logistik, ambulance, layanan kesehatan di Pontianak, Pekanbaru, Palembang, Palangkaraya, Palembang, Banjarmasin, Medan dan Padang.
Nur Efendi CEO Rumah Zakat "kualitas udara semakin memburuk, maka Rumah Zakat menyediakan Safe House bagi warga yang berdampak kabut asap di 5 lokasi yaitu 2 Safe House di Pekanbaru, 1 Safe House di Pontianak dan 1 Safe House di Jambi.
Nah salah satu penghuni Safe House Rumah Zakat adalah anak-anak dan santri Darul Quran. Mereka mendapat fasilitas tim medis, obat-obatan, masker, ambulans antar jemput dan juga diberika makan selama tiga kali sehari.
"Safe House ini merupakan tempat tinggal sementara bagi warga yang terpapar kabut asap. Tempat ini kedap udara dan ada pendingin ruangan, setidaknya keadaan mereka lebih baik dari sebelumnya,"Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat.
Rumah Zakat sejauh ini menekankan pada 3 poin penting dalam menghadapi bencana asap dan kekeringan ini. Yaitu Saat musim kemarau berkepanjangan terjadi seperti sekarang ini mengajak masyarakat dimasjid-masjid untuk berdoa dan Solat meminta hujan turun kepada Allah SWT atau melaksanakan Sholat Istisqo.
Kemudian juga dilingkungan yang terjadi bencana dapat dibangun kanal-kanal air, agar pasokan air cukup dan cepat dilakuka tindakan saat bencana datang karena air dekat untuk mengambilnya. Dan terakhir adalah mengedukasi masyarakat yang ada ditempat bencana, Apa, bagaimana, dan langkah apa yang harus cepat diambil kalau terjadi bencana.
Rumah Zakat berharap ke depan dapat berkolaborasi pada banyak pihak. Dan kita dapat membantu bencana ini terselesaikan oleh kita. Bangsa kita sendiri. Mari kita selamatkan Indonesia dari kabut asap.
#IndonesiaDaruratAsap
luar biasa sekali semangat Rumah Zakat, mba :)
ReplyDeleteterima kasih telah membantu Indonesia, semoga semua rencana segera terelealisasikan ya.
dan yang paling penting, semoga Indonesia segera pulih kembali. amin.
Rumah Zakat luar biasa relawannya ya. Kita bantu doa ya dari sini.
ReplyDeleteMantap kak
ReplyDelete