" Mba Git, kalau misal lagi nggak liputan titip liat- liat anakku ya mba"? Mulai bulan depan ada si mbak yang mau jaga anakku. Maklum mbak Git, ayah sama ibuku mau pulang kampung karena tahun ini ayah pensiun." kata tetanggaku yang baru punya anak satu.
Apapun keluarganya komunikasi jadi hal utama [dok @RoslinaVerauli] |
Sebagai tetangga saya memaklumi ke khawatiran ibu muda ini. Anaknya yang selama ini di titipin di nenek kakeknya bulan depan akan mulai di asuh orang lain. Tentu ada rasa was was karena anaknya dari ia dan suami kerja sampai kira-kira bada magrib akan bersama orang yang belum di kenal, ke khawatiran seperti ini banyak di alami perempuan-perempuan pekerja lainnya.
Tapi pertanyaannya kemudian adalah "Apakah ketika anak di asuh oleh kakek dan neneknya, apa yang anak butuhkan dan orang tua si anak inginkan terpenuhi bahkan tercapai?
Karena kalau melihat dari banyaknya pasangan muda saat ini yang menitipkan anaknya mulai dari pakai jasa pembantu rumah tangga, menitipkan di keluarga atau taruh di daycare. Goalnya yang ingin dicari pasti sama semua, yaitu agar anak aman nyaman juga "ingin" anaknya tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik meskipun tidak bersama orang tuanya selama 24 jam. Iya nggak?
Tumbuh kembang di sini bukan hanya menyangkut apa yang di berikan pada si anak tetapi cakupannya lebih luas yaitu masalah komunikasi. Apakah orang tua kita dan juga kita sebagai orang tua yang menitipkan anak sudah melakukan komunikasi yang baik pada anak setiap hari?
Kemudian ketika anak ada orang tuanya ya sama aja. Buka Youtube kasih ke anak. Beres. Kalau ini yang dilakukan ya sama aja boong. Kalau anak mendapatkan aktivitasnya yang pasif bukan aktif bergerak, bermain dan bercerita. Ya jangan harap juga ketika bertemu orang lain anak akan memberikan respon secara cepat yang ada malah maksa jadi anak. Karena anak banyak menghabiskan waktunya bersama gadget.
Situasi ini tentu nggak bisa dianggap remeh karena nantinya keluarga akan sibuk sendiri -sendiri di dalam rumah. Anak akan akrab dengan gadget dari mulai makan, mandi hingga mau tidur. Repot kan? Kapan waktunya berkomunikasi?
kak Resi & Pak Sitepu [dokBlogger] |
Dalam acara Blogger Gathering bersama BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang berlangsung pada hari Rabu tanggal 14 November 2018 yang bertempat di lantai 3 gedung BKKBN Halim, Dr. Privudiarta Nur Sitepu Sekretaris KPP dan PA mengatakan "Pada hari anak 3 tahun yang lalu, ada anak yang bercita-cita ingin jadi Youtuber dan saya bingung! Hahaha
"Disini saya melihat teknologi ada 2 sisi antara generasi old (tua) dan milenial. Dan di sini akan timbul konflik" tambah bapak yang suka humor ini.
Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap keluarga, menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia. Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural.
Sementara dikalangan generasi milenial dan generasi Z , konsep keluarga kecil dengan dua anak semakin populer. Karena kedua generasi tersebut sangat berorientasi pada karir dan masa depan.
Selain itu, generasi ini memiliki kecemasan terhadap situasi politik, ekonomi, dan lingkungan yang
dianggap semakin memburuk. Perilaku ini tidak lepas dari konstruksi dari berbagai media digital dan produk budaya populer yang mempengaruhi gaya hidup remaja Indonesia.
Saya & Mba Vera Psikolog [dokpri] |
Lantas apa yang harus dilakukan? Karena menghentikan laju teknologi nggak akan mungkin? Psikolog cantik mba Roslina Verauli mengatakan "Cinta keluarga adalah cinta yang terencana. Struktur keluarga akan berubah kalau salah satu dalam keluarga ada yang berubah. Meja makan adalah tempat terhangat keluarga kumpul, berkomunikasi, saling bercerita tanpa gadget. Ayo !hidupkan agar ke depan kita menjadi keluarga Indonesia yang kuat, kompak terkoneksi dan berkomitmen untuk menghadapi industri 4.0 yang tetap punya tujuan."
Hmm, kita jadi ingat yang zaman dulu mau di desa atau di kota kumpul saat makan adalah kehangatan tersendiri. Dari yang lesehan atau duduk di meja makan. Aktivitas makan saat itu adalah ajang bertukar cerita antar anggota keluarga. Kalau sekarang sama-sama ada dalam ruang dan tempat yang sama, tetapi kadang tidak saling terkoneksi karena sibuk sendiri-sendiri dengan handphone di tangan.
Di era industri 4.0 yang memaksa setiap anggota keluarga beraktivitas membuat waktu berkumpul bersama keluarga semakin sedikit. Tetapi tetap harus ada semangat yang muncul dalam keluarga Indonesia khususnya untuk mengatur waktu bersama agar rasa cinta sesama anggota keluarga tetap terjaga ditengah kesibukan masing-masing.
Dalam ruanganpun harus tetap berkomunikasi [dokBlogger] |
Ekspresi juga bagian dari komunikasi [dokBlogger] |
Namun sayangnya, disaat mereka berkumpul sebagai besar waktu dihabiskan di depan layar TV dan
smartphone masing-masing. Bahkan, kakek dan nenek saat ini menjadi semakin menyendiri dan
terisolasi dari keluarganya sendiri. Duh sedih kan ya? Satu sisi orang tua menitipkan satu sisi anak atau cucunya sibuk sama Hp.
Come on gaes! Yuk kita kembalikan lagi suasana hangat di meja makan ketika.kita kecil dulu ke dalam keluarga kita masing-masing sekarang. Karena komunikasi dalam keluargalah yang memegang peran penting untuk menghadapi revilusi 4.0
Semoga kita belum terlambat.
Semoga. Aamiin.
#revolusikeluarga4
#keluargaindustri4
Mbaaa, tulisan ini mewakili apa yang selalu aku sampein ke Suami. Komunikasi itu penting banget memang ya, karena aku tahu rasanya dampak dari minim komunikasi dengan Orangtua terutama Bapak, huhu. Komunikasi yang baik selain akan menciptakan kehangatan antar anggota Keluarga, tapi dalam banyak hal, komunikasi juga akan terjalin selayaknya Sahabat yang sedang sharing, gak kaku, dan itu dampak positifnya besar banget menurutku.
ReplyDeleteiya kak kasian juga kan orang tua. Satu sisi ada bersama kita. Satu sisi kita sibuk dengan teknologi. Semoga kita tetap menjaga kita dengan yang dekat. Bukan sebaliknya.
DeleteBagaimanapun orang akan ngerti apa yang kita mau, kalau ada komunikasi. Jangan mengharap orang bisa ngertiin kita, kalu ngomong sama orang saja tidak. Orang judes (gak komunikasi) mana mau berteman dengannya...
ReplyDeleteHahaha awas OOT nih Ti
DeleteHahaha... Sekalian curhat aja Mbak. Ups!
DeleteIntinya kalau mau diramahin orang, ya harus ramah juga kepada orang lain ya...
Komunikasi memang penting dalam setiap relationship termasuk dalam keluarga ..tanpa komunikasi yg baik akan banyak kesalah pahaman..
ReplyDeleteiya saya suka ijin ke ibu saya kalau lagi ada kerjaan yang membutuhkan saya konsen dengan HP. Biar nggak merasa dicuekin.
DeleteKalau aku lebih suka ke daycare, karena lzbih nyaman dan anak lebih cepat sosialisi. Banyak kasus anak yang dititpin ke pembantu, malah speech delay
ReplyDeleteDaycare yang baik mengakomodir kebutuhan anak ya. Yang pentìng pasangan punya bugdet. Kalau terpaksa titip keluarga. Harus all out juga antara yang nitip dan dititipkan jadi nyaman aman semua
DeleteBetul banget komunikasi solusi semua masalah keluarga, semua hal d bicarakan d meja mkn
ReplyDeleteKalau dipikir pikir kebiasaan zaman dahulu itu ternyata tetap berlaku ya buat zaman serba digital seperti sekarang ini.
DeleteDalamnya hati manusia kita ga bakalan bisa tau ya mbak Git :) Makanya harus mau bicara kalau ada apa2 jgn disembunyikan. Komunikasi penting sekali dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat supaya kita saling mengerti dan ga da salah paham.
ReplyDeleteAish dalam nih. Tapi iya pun pada anak anak kita ya. Makanya bicara akan menyelesaikan semua Insya Allah.
DeleteSemoga semakin banyak orangtua yg sadar akan pentingnya kebersamaan, masih banyak kasus yang menyakitkan akibat kendornya kedekatan antar keluarga
ReplyDeleteIyes, banyak banget. Antar pasangan. Anak dan ortu dan sebagainya dan lain-lain ya
DeleteNah iya, Mbak. Kadang aku tuh sedih liat yang menitipkan pada kakek neneknya dan menganggap anak-anaknya sudah terasuh dengan benar. Titip jaga ketika bekerja okelah. Tapi tetap saja peran sebagai orangtua untuk dekat dengan anaknya kan harus. Jangan yang ada adalah: mama capek abis kerja. Main sama nenek aja dulu.
ReplyDeleteKalau dulu mamaku selalu menerapkan kalau udah di rumah ya aku kembali dalam asuhan mamaku. Hari libur pun no mbak pengasuh, karena kan libur
iyes, saya waktu anak kecil pakai si mba yang PP. Pun kalau ada ibuku datang biar ibuku aja yang bermain dan jaga anakku. Nah kalau hari libur, aku liburkan si mba hahaha buat aku mahal banget libur itu kalau harus tetap ada orang lain dalam rumah.
DeleteTantangan orang tua semakin berat ya, bukan hanya harus mandiri secara ekonomi tapi pengasuhan anak harus dilakukan dgn benar, jgn smp anak salah didik.
ReplyDeleteNah! kalau udah bahas masalah ini bukan bahas lagi seberapa uang kita ya bisa bayar pengasuh anak. Kalau hasilnya sama aja? Siapa yang salah? Karena orang tua adalah pondasi utama.
DeleteSesederhana itu ya mba utk menghangatkan tali keluarga cukup dgn makan bersama yg dibiasakan aja hehe
ReplyDeleteSangat sederhana, aplikasinya aja yang susah di zaman now ini. Hehe...pun alhamdulillah masih banyak kok keluarga-keluarga hangat di Indonesia.
DeleteKomunikasi itu perlu dan dengan penyampaian yang tepat ya mbak :)
ReplyDeleteiya supaya pesannya sampai ya
DeleteBener banget mba komunikasi itu memiliki peran penting dalam setiap hubungan apalagi antara orang tua dan anak. Makanya kadang suka bertanya2 gimana kedekatan dgn anak yg jarang ketemu orang tuanya atau kurang dpt perhatian
ReplyDeleteiya bisa jadi lebih diam kali ya
DeleteAku juga ibu yang kalau kerja anakku dititip ke neneknya..
ReplyDeleteAlhamdulillah neneknya gak faham² banget handphone
Jadi anakku lebih banyak aktivitas kalau sama neneknya hehe
Cakep biarkan aja bermain, kalau main gadget malah kasian nenek kan
DeleteDi keluarga suami udah ga ada tuh ngumpul bareng. Pada sendiri-sendiri sekarang.
ReplyDeleteWah sayang ya coba kamu ajak silahturahmi ra siapa tahu melalui kamu keluarga suami silahturahminya jalan lagi
DeleteAyo jadi keluarga yang cerdas supaya menjadi penangkal pertama dalam menghadapi zaman modern ini.
ReplyDeleteSepakat mas
Deletekomunikasi antar anggota keluarga penting bgt ya mba bahkan komunikasi yg baik bisa membentuk karakter seseorang
ReplyDeletebetul mba ria
DeleteGadget memang mendekatkan yg jauh tapijuga mwnjauhkan yg dekat...hra ada komitmen bersama aja aih ya..
ReplyDeleteiyes mak
DeleteUntuk ciptakan keluarga harmonis, yang jauh dari dampak negatif revolusi industri 4.0, komunikasi di meja makan harus bisa selalu terjaga.
ReplyDeleteJangan kasih kendor malah
DeleteDi meja makan kita bisa makan sambil ngobrol apa aja yang terjadi dan ini yang kadang susah diwujudkan ya mba
ReplyDeleteWah harus bisa nih, pagi saat sarapan dan juga makan malam apalagi pas hari libur
Deletesaya suka dengan gaya bicara bu Vera, materi yang diberikan terasa fun dan mudah dimengerti apalagi ada contohlangsung di kehidupan
ReplyDeleteiya nggak pakai istilah istilah yang susah ya
Deleteberkomunikasi sekeluarga tanpa gadget, dalam banget tuh. memang harus jangan ada gadget di antara kita. untungnya anakku mulai berkurang pemakaian gadgetnya.
ReplyDeletePun penting sekali ya kita minta maaf maka anak akan mencontoh
DeleteAlhamdulillah sekarang TV di kamar anak udah aku pindahkan ke ruang depan jadi kami bisa nonton TV bersama dan tetap berkomunikasi
ReplyDeleteOh ya hahaha saya alhamdulillah ya dari kecil nonton ya barengan aja kumpul nggak ada yg taruh tv dalam kamar. Kalau sekarang malah nggak pernah nonton tv. Syukurlah ya bisa nonton bareng
DeleteKalau kami dirumah gak ada yang terlalu suka nonton tv apalagi nonton sinetron.
ReplyDeleteTapi memang benar sih kaka keluarga harus bersatu dan berkumpul membangun keluarga menuju revolusi industri 4.0
iyes sama kayak aku ya tv seperlunya aja hahaha
DeleteKadang saya ngalamin seperti ini mba, ibu saya sibuk liat e-commerce, kakak saya sibuk chatting.. Negurnya lewat Wa baru ngeh huhu
ReplyDeleteKadang saya ngalamin seperti ini mba, ibu saya sibuk liat e-commerce, kakak saya sibuk chatting.. Negurnya lewat Wa baru ngeh huhu
ReplyDeleteJangan ragu Ann...makanya moment2 khusus keluarga sekarang kan mahal. Lah momentnya tetap ada tapi orangnya sibuk sendiri sendiri
DeleteSetuju bgt sama apa yg dibilang mba Gita, dulu jaman aku msh kerja dulu suka titip mertua, kadang suka khawatir tentang komunikasi kami yang khawatir kurang, jadi biasanya aku mengatasinya dengan komunikasi setelah pulang kerja walapun cuma sebentar.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteJadi keinget, anakku akhir-akhir ini udah sering protes kalo liat aku megang hp pas lagi riweh kerjaan. Akhirnya nyoba agak ngurangin tapi ngoper waktu jadi ngurangin waktu tidur. Huehehe... Simalakama beneran emang!
ReplyDeleteKuncinya dikeluarga memang komunikasi plng penting ya mba . Biar bounding makin Deket..
ReplyDeleteKomunikasi selalu jadi inti agar tidak terjadi kesalahpahaman, bicara tenang dan duduk bareng
ReplyDeleteIni acaranya pasti menyenangkan banget, terlihat dari wajah-wajah para pesertanya tersenyum bahagia.. artinya komunikasi dua arah antara narasumer dan para peserta berjalan dengan baik dan lancar. Komunikasi mba gita melalui tulisan in juga tersampaikan dengan baik. yuk menuju keluarga Indonesia yang sehat dan bahagia
ReplyDeleteKomunikasi antar anggota keluarga itu penting banget ya kak , semoga aja ya kita bisa membangun keluarga yang ideal bisa mendukung satu sama lain.
ReplyDeleteKebayang ya kalau keluarga ga saling ngomong, fokus masing masing, urusan masing masing, dan ke gadget masing masing. Mau seperti apa jadinya nanti keluarga seperti itu? Jadi, ajak ajak makan bareng keluadga penting banget ya mbak
ReplyDeleteSedih ya...kalau nunggak anak pada pengasuh, tapi sudah jd pilihan yg harus kita ambil. Btw anakku jg sudah mulai ga bs lepas nih dr gadget bahkan saat makan, mulai skrng aku hrs biasakan no gadget saat makan
ReplyDeleteMakasih sudah diingatkan kak, memang benar sangat penting sekali untuk berkomunikasi dengan keluarga
ReplyDeleteKomunikasi paling penting segalanya yah apalagi untuk mendidik anak zaman skg selalu HP yang dipegang jarang komunikasi face to face
ReplyDeleteSecanggih apapun zaman, teknologi, dll, yang namanya keluarga sampai kapanpun akan tetap memegang peranan penting.
ReplyDeleteKrn anak2 yang dekat dengan keluarga akan cenderung memanfaatkan teknologi utk hal2 yg bermanfaat bukan malah menyelewengkannya ya mbak.
Bener2 ilmu untuk keluarga ya ini, memahami arti keluarga dan dampak yang terjadi jika pengasuhan di ambil alih oleh anggota keluarga lain, misal kakek dan neneknya. Alhamdulillah... mendapatkan ilmu baru...makasih sharenya mbak Gita...
ReplyDeleteBener, komunikasi dalam keluarga itu memegang kendali penting. Kadang kurang komunikasinya jadinya ambigu, bingung jadinya emosi deh. Makasih banget sharingnya.
ReplyDeleteemang nih wajib berkomunikasi.. kalo ga komunikasi diem2n malah nanti ada yang kentut lagi mba gita
ReplyDeletemeski ada pihak di luar ayah-ibu yang membantu mengasuh anak, peran utama orang tua tak tergantikan ya terutama menjalin komunikasi.
ReplyDeletebener mbak..gadget itu menjauhkan yang dekat. Jadi PR banget ini untuk rehat sejenak dari dunia perinternetan. membangun komunikasi yang lebih baik di dunia nyata dengan keluarga
ReplyDeleteMau mau mau. Saya sih setuju dan sependapat atas opini dari Mbak Git yaa. Yuk kembalikan kehangatan bersama keluarga. Ngerti sih semua orang juga sibuk ya? Tapi gak mungkin kan sampai gak makan. Nah momen seru ini bisa kita dapatkan di meja makan. Waktu yang berkualitas untuk seluruh anggota keluarga di rumah berkumpul. Simpel! Tak perlu keluar biaya yang mahal dengan makan di resto mewah atau liburan bareng pakai kapal pesiar. Cukup gelar klasa/ karpet/ tikar terus sajikan hidangan yang memuaskan seluruh anggota keluarga. Asik dan seru yaa.
ReplyDeleteMba gita ama Mba veramirip cengirnya, hihihi. komunikasi ama keluarg ga bisa ya digantikan dnegan henpon canggih, jadi emang harus sering ngobrol dan interaksi langsung ama keluarga
ReplyDeleteAku pun sama tuh Mba Git dg tetanggamu,sll was was apakah anak anak berada dlm pengasuhan yg tepat ngga saat aku ke luar rumah (kerja) walau di rmhku juga ada bpk ibuku tp ttp aja khawatir. Dan akhirnya aku ttp mengutamakan komunikasi aktif ke anak anak dan org2 yg ada di rmh.
ReplyDeleteaku mau punya target anak 3. Nah yang susah ini nanti menghadapi revolusi industri 4.0 ini. bagaimana memiliki keluarga yg harmonis dan tidak terbawa dampak negatif revolusi 4.0. mungkin benar, kembali ke meja makan adalah solusi saaat ini mengembalikan keharmonisan keluarga masa kini,
ReplyDelete