Blogger Perempuan itu, Digitalis, Minimalis dan Underground - Gita Siwi

"Wah nak kalau mama perhatiin dari 30 tema yang di kasih Blogger Perempuan kayaknya mereka bisa tahu mama dan teman-teman blogger lain secara personal lho? Menarik nih! Kata saya pada anak saya yang mahasiswa.

Oh ya? Kok mama tahu"? Jawab anak saya. "Iya liat aja nih dari 30 tema yang ada, kan setiap tema perlahan tapi pasti mengarah pada personal lho". Tambah saya. Ini saya yang lebay apa soktoy ya. Tapi bodo akh enakan soktoy dari pada siomay. Ha ha ha

Tapi bukan masalah #BPN30dayChallenge2018 ini saja yang bikin saya senyum-senyum belajar bagaimana menulis dengan cepat 300 kata setiap hari yang sesuai dengan tema yang sudah di tentukan. Melainkan juga cara kerja BPN (Blogger Perempuan Network)  yang underground (bawah tanah) dalam tim worknya. 

Saya lupa tepatnya kapan saya bergabung dengan Blogger Perempuan (Bp) ini . Yang saya ingat adalah ketika terpilih masuk dalam daftar undangan mengadiri liputan launching apartemen di daerah Cimanggis kalau nggak salah, kemudian juga event makanan beku dan snack bar di sekitaran Kebayoran Baru. Untuk event yang pertama saya belum hapal dengan admin-admin dan foundernya, baru pada event berikutnya saya malah ngajak foto. Biasalah saya suka afirmasi "ketemu perempuan-perempuan luar biasa itu maka energinya juga otomatis akan menular pada saya" Hahaha mantaps toh?

kika saya bersama mba Almazia & kak Shintaries [dokpri]

Job- job melalui sosial media kayaknya lebih dulu deh ketimbang terpilih di event awal-awal saya mengenal Bp. Sampai akhirnya bergabung dalam komunitas Blogger Perempuan ini. Saya suka tertinggal daftar job yang Bp suka share di media sosial pas awal-awal ngeblog. Maklum belum bisa membagi waktu antara mata & jari. Kadang lagi liputan ya asyik aja, tanpa melihat notif yang tung tang ting masuk karena gencarnya yang daftar.

Kadang antara lagi asyik ngetwitt nggak liat notip Bp di Facebook tentang event/job begitu liat udah closed aja. Ya iyalah saya baru liat notif-notif ini 1-2 jam.kemudian. Bp aje gile nih kalau share job dalam hitungan menit udah full atau closed. Eit dah akh mata teman-teman Blogger lebih dari 4 apa ya? Huahahaha.

Tapi bukan melulu job yang kaitannya dengan komunitasnya yang selalu di share, kadang pun Bp memberikan informasi atau job tanpa keterlibatan Bp secara langsung dalam undangan tersebut, ini beberapa kali juga saya lihat. Juga info workshop untuk mengupgrade anggotanya dilakukan secara berkala di samping membantu menyebarkan semua tulisan dalam blog di semua media sosial.

Nah ini dia, sistem kerja yang dilakukan Bp yang saya suka dan amati. Sedikit interaksi tapi banyak aksi bawah tanah (Underground ) ini istilah saya. Sesimple ini saya akan menjawab kalau ada yang menanyakan kenapa saya bergabung di Komunitas Blogger Perempuan Network ini.

[dok FB Bperempuan]

Bp saat ini memiliki followers 13,5K di Instagram, 7.565 di Twitter dan sekitar 7000 pengikut di Facebook serta ada serta ada 20,6K yang selalu rutin tag dan menggunakan hastag #bloggerperempuan. Luar biasa ya.

Pertama, terlihat meminimalisasi tatap muka langsung dengan para anggotanya. "Lah iyalah Git, kan tadi di atas bilang ini komunitas yang underground".kata hati saya. Jadi menjauh juga dari unsur subyektivitas. Karena memilih anggotanya sesuai dengan kriteria permintaan pihak pengundang. Saya justru suka dengan sistem kerja model gini, karena dapat meminimalisir terjadinya gesekan atau sentuhan atau apapunlah namanya antara pengurus dan anggota komunitas. Yang membuat hubungan jadi kurang nyaman dan kondusif (hari ke 4 challenge makin gaya ya bahasa gue hahaha)

Bersinggungan secara personal pada anggota itu jarang dan terjaga. tetapi di sosmed terasa dinamis dari kacamata saya. Ini karena rapinya sistim yang sudah berjalan dan terbentuk ya kalau sepengamatan saya.
Sistem kerja by digital nampaknya yang jadi tujuan Bp juga. Yang di lakukan secara smooth operator. Tetapi menghasilkan impact yang luar biasa.,

Dalam membagi ilmu bloggingnya  pun di semua lini media sosial, yang berbasis teknologi terkini hingga hal-hal sederhana yang tidak semua anggotanya paham pun, Bp membaginya secara runut (rapi dan teratur) ini juga yang saya rasakan. Seperti yang menjadi ciri khasnya ketika kami menyelesaikan satu campaign dimana reportnya pun harus kami laporkan secara detail baik melalui capture yang sudah kita publish sampai berapa banyak insight yang keluar di setiap kita post feed instagram. Bp mengajarkan ini tanpa sadar bahwa tanpa sering face to face semua bisa berjalan pada koridornya. Dan mereka tidak segan-segan untuke mendelete anggota yang keluar koridor aturan.

 Blogger Perempuan (Bp) Mengajarkan Learning by doing. Karena pelajaran tentang perempuan itu sendiri nggak akan ada habis-habisnya.

Asyik memang ya kalau satu komunitas sistem kerjanya sudah jalan. Tinggal membagi secara tepat dan cepat siapa yang hadir dalam satu event A dan siapa yang akan jadi PIC dalam satu project yang melibatkan banyak anggotanya. Dengan admin-admin yang mumpuni rasanya Bp memang benar-benar underground. 

Satu yang menarik tentang Bp, dilarang chat yang tidak perlu, satu akan menenggelamkan informasi yang penting, dua menghindari chat chet yang melebar kemana-mana, biasalah perempuan kadang kan suka apa aja di bahas kalau bicara. Atmosfer ini saya rasakan juga sebagai perempuan yang belajar profesional. Membaca, mengurangi bicara pada hal-hal yang tidak penting. Jadi grup akan terlihat sibuk ketika ada info penting yang di baginya saja selebihnya kerjakan rutinitas kita. Great!

Do and Dont pasti berlaku juga di setiap komunitas di penjuru dunia belahan manapun. Menghormati apa yang sudah jadi rulesnya adalah keharusan. Membaca briefnya pada apa yang harus di lakukan para anggotanya adalah kewajiban. Meminimalisasi pada hal-hal yang tidak penting yang akan menimbulkan kesalahpahaman antar orang adalah kesadaran kita semua untuk lebih maju dalam dunia perbloggingan. setuju?

Blogger Perempuan itu, digitalis, minimalis dan underground. Bagaimana pendapat kamu?