"Kalau ada duitnya mending beli rumah".
"Tergantung kondisi dan kebutuhan. Karena masing-masing orang beda-beda sih"?
"Jalan-jalan. Jalan-jalan bisa sambil kulineran dan biayanya lebih murah dari pada beli rumah. Kalau beli rumah dulu, lebih susah buat jalan-jalan atau kulineran karena duitnya ke pakai buat beli rumah. Jadi enaknya mulai dari yang biayanya lebih murah ke yang lebih mahal".
"Tergantung kebutuhan, tiap orang beda-beda. Tapi kalau saya pilih rumah".
"Rumah. Lahan di Jakarta sangat sempit dan harga rumah semakin hari semakin mahal".
"Kalau anak Millenial sekarang jawabannya jalan-jalan. Terutama kalau belum nikah. Kendaraan sekarang gampang karena ada ojol (Ojek online) dan takol (Taksi online) Rumah bisa ngekost atau nyewa. Ini aku baca di sebuah media online".
"Jadi ada versi jawaban ya kak, jawaban orang yang sudah menikah dan jawaban bujangan".
"Tapi pasangan zaman now bergeser lho pilihannya. Kalau rumah masih terasa penting tetapi pilihannya sudah bergeser jadi sekedar tempat tinggal. Ukuran rumah tak lagi jadi pertimbangan. Apartemen jadi pilihan karena praktis dan efisien".
pixa.com |
"Anak-anak di masa depan mungkin lebih memilih jalan-jalan. Investasi bisa dicicil dan dilakukan kapan saja. Karena marak fintech".
"Jalan-jalan. Sesuatu pengalaman yang tidak pasti dan mengejutkan".
"Rumahlah. Permanen rumah mah kebutuhan utama buat privasi".
"Beli Rumah. Untuk ditinggali biar nggak numpang terus sama orang tua atau ngontrak. Mending uang bulanan buat bayar cicilan daripada bayar kontrakan. Beri rasa aman buat keluarga, terutama anak-anak. Kalau orang tua meninggal, yang penting udah punya rumah. Investasi yang hargnya naik terus, suatu ketika bisa dijual. Warisan berharga buat keluarga".
"Kalau saya pilih jalan-jalan ke Mekah Madinah dulu. Berdoa di depan Ka'bah. Minta rumah dan lain-lain. Kalau kulineran bisa setiap saat karena makan dan kebutuhan sehari-hari ya, tinggal pilih kulineran yang murah meriah".
foto dokpri |
Seru-seru ya chatnya. Dan ini menjadi ajang sharing yang mengasyikan. Memang kabarnya ada perbedaan yang signifikan antara generasi sekarang (baca millenial) dan dulu. Dimana rumah tidak lagi menjadi hal mendasar yang harus mereka miliki. Lain kalau bicara dahulu dimana rumah menjadi satu investasi yang dikejar banyak orang.
Dalam satu acara properti dan perbankan di penghujung tahun 2017 di informasikan bahwa terjadi penurunan daya beli antara tahun 2015-2017. Padahal sebenarnya banyak pengembang mengambil langkah besar yang berfokus pada hunian vertikal. Hunian vertikal ini adalah hunian yang menjadi keniscayaan untuk kota-kota besar.
Jadi mau nggak mau pengembangan kota itu nanti terutama di kota-kota bahkan dipinggiran kota adalah hunian yang ke atas karena makin terbatasnya lahan. Kita ambil contoh di Jakarta kemudian daerah kota sekitarnya itu kecenderungannya akan naik ke atas semua. Karena apa? Karena harga tanah yang semakin mahal tidak memungkinkan lagi membangun rumah tapak (horizontal). Sehingga rumah tapak akan menjadi suatu kemewahan.
Jadi mau nggak mau pengembangan kota itu nanti terutama di kota-kota bahkan dipinggiran kota adalah hunian yang ke atas karena makin terbatasnya lahan. Kita ambil contoh di Jakarta kemudian daerah kota sekitarnya itu kecenderungannya akan naik ke atas semua. Karena apa? Karena harga tanah yang semakin mahal tidak memungkinkan lagi membangun rumah tapak (horizontal). Sehingga rumah tapak akan menjadi suatu kemewahan.
foto dokpri |
Jadi kita akan lihat kondisi bahwa di kota-kota besar itu kecenderungannnya adalah menjadi kota yang huniannya naik ke atas semua.
Kalau kita lihat beberapa tahun lalu di Singapura itu kebalikannya dari Jakarta ya?. Kelas menengah bawah di sana dapat tinggal di apartemen. Sedangkan kita pada saat itu yang tinggal di apar
temen adalah golongan menengah atas. Tetapi sekarang kondisi ini sudah mulai kita lihat bahwa kita akan jadi seperti kota-kota besar dunia. Karena kecenderungan harga tanah yng semakin mahal. Mau nggak mau akan mendorong hunian vertikal.
Kalau ditanya kita sebagai masyarakat sebenarnya maunya seperti apa ? Flash back sebentar, kalau kita lihat ada beberapa generasi. Kalau generasi dahulu mungkin ada aspek sosial yaitu sosialisasi antar penghuni rumah dan sekitar sangat penting. Sementara generasi saat ini dengan kesibukannya yang banyak, sosialisasi secara personal dengan lingkungan sekitar berkurang.
foto dokpri |
Generasisi millenial setuju bahwa memiliki rumah merupakan suatu kebutuhan pokok. Tetapi mengapa harus beli? Faktanya untuk generasi saat ini, rumah menjadi sesuatu yang tak lagi masuk dalam kebutuhan utama karena adanya kebutuhan utama untuk generasi millenial yaitu travelling dan juga makan. Mereka merambah hampir semua destinasi baru, baik dalam atau luar negeri. Coba perhatikan IG (Instagram) mereka nggak pakai lama untuk mendatangi promo baru hotel, restoran dan tempat-tempat makan.
Mobilitas mereka yang tinggi dan ingin selalu dekat dan mudah menjangkau tempat-tempat fasilitas dan pelayanan publik ini yang membuat mereka akhirnya tetap santai memilih kost atau sewa apartemen. Tinggal datang bawa pakaian saja selesai. Karena tempat kost dan apartement sudah lengkap menyediakan perlengkapan rumah tangga. Dari perlengkapan dapur sampai tempat tidur.
Pun ke depan saya rasa apartemenpun akan jadi target hunian yang mereka miliki secara tetap. Bagaimana dengan teman-teman?
Tips Membeli Rumah ala saya :
1. Tentukan mau Rumah tapak/apartemen
2. Rumah tapak (kampung/cluster)
3. Fokus pada daerah yang diinginkan, bisa pilih 1-2 tempat
4. Menghadiri pameran rumah oke-oke aja. Tapi jangan bikin galau untuk menentukan daerah tinggal dengan harga dan budget rumah yang ada. Untuk menghindari jadi bingung. Ha ha ha
5. Kalau sudah cocok jangan tunda-tunda. Uang katanya seperti air. Di pegang-pegang terus habis juga.
6. Yakin dan percaya kalau udah niat, Allah SWT akan mempermudahnya. Aamiin.
Lihat sikon sih. Sesuaikan dengan kebutuhan, bukan keinginan. Pilih mana kebutuhan yang sangat urgent. Skala prioritas.
ReplyDeleteYup. Skala prioritas tiap orang beda-beda ya
DeletePoin 6, jangan beli rumah sebelum duitnya cukup nanti gaswat heheh. Bermimpi aja dulu hahaha
ReplyDeleteHahaha jangan juga mau daerah elite yo mas nek duit ra cukup. Eh jadi pakai bahasa Itali
DeleteHehehe lihat sikon juga sih mbak menurut saya. Kalau sudah beli rumah, menurut saya masih bisa untuk berkulineran dan bertamasya yang sesuai dengan budget. Salam kenal. :)
ReplyDeleteHai yanti salam kenal kembali. Iya ya kadang ada yang asyik travelling dan makan. Bukan tanpa mikirin punya hunian juga. Tapi mungkin belum dirasa perlu
Deletekalau aku sih beli rumah dulu selagi anak masih kecil, krn anak besaran dikit butuh biaya sekolah yg gak sedikit juga. Dan setelah anak2 dewasa, aku sering berdua traveling
ReplyDeleteNah! beda lagi ya pilihannya. Iya ya anak-anak masih kecil memang belum butuh biaya banyak ya jadi kejar beli rumah. Terma kasih ra udah mampir.
Deletesementara ini jalan2 dulu
ReplyDeletenanti aja beli rumahnya
(kids jaman now answer)
Hahaha...cocok deh
DeleteRumah yg banyak pohon buah. Biar panas tetap Adem, nyemil sehat. Mpo jadi kurus deh
ReplyDeleteAamiin ucapan adalah doa. Entah kapan diijabah Allah SWT. Doa terus ye mpo.
DeleteKalo aku, pasti traveling lah :D. Memang sih, rumah kita udh punya, krn dihadiahin ama mertua pas nikah. Jd ga mikir kesana lg. Tp seandainya blm pun, aku ttp milih traveling. Kalo investasi begitu mah bisa dicicil, apalagi krn aku dan suami kerja di bank, ada benefit utk staff buat cicilan rumah .
ReplyDeleteRumah memang perlu, tp traveling itu kewajiban utama yg bisa bikin pikiran ttp waras buatku :D
Akh enaknya Fan...iya halan-halan itu dibutuhkan biar otak kiri kanan seimbang ya hahaha
DeletePengennya semua barengan ya mbak.hahahaha beli rumah plus bisa travelling dll..
ReplyDeleteNah! mantaps ini. Bisa aja kok kenapa nggak hahaha
DeleteAku udah pasti lebih milih beli rumah dulu, mba. Karena ini barang wajib banget. Kalau traveling sapa tahu dapat gratisan :p
ReplyDeleteHahaha...hatisan gampang itu nyak. Iya pilihan ya
DeleteKlo saya dan Pewe milih travelling dulu aja secara kita masih suka hidup nomaden. Waktu masih tinggal di Semarang pernah terpikir beli rumah sendiri, tapi mertua protes karena sebagai anak laki2 satu-satunya dia harus pulang ke rumah ortunya yg sekarang klo niatnya menetap �� Jadi akhirnya kami memutuskan untuk menikmati hidup kayak gini dulu aja.. Hahaha
ReplyDeleteiya Mon buat sebagian pasangan bukan keharusan memiliki rumah setelah menikah apalagi mau senang-senang dulu alias puas-puasin jalan-jalan ya.
DeleteKalau aku mau beli rumah duluuu, kulineran bisa nanti-nanti, atau saban hari kan butuh makan tuh...trus travelingnya bisa yang deket-deket ajaaa yang gratis dulu, hehehee
ReplyDeleteTeutep ya gratis itu di cari apalagi pas dengan tujuan yang kita mau dan belum pernah hahaha, Thx udah mampir ya As
DeleteSesuai kebutuhan dan ukuran kantong :)
ReplyDeleteNah! hahaha
DeleteAku sih mikirnya lebih mendahului beli rumah mba mumpung anak ku masih kecil.
ReplyDeleteTapi kalau uang nya ada sih pengen semua nya terwujud.hehehe
iya biaya anak belum besar ya. Pun sekolah aja udah mahal-mahal buat batita balita. Iya dew punya rumah tiap tahun jalan2 adalah kegembiraan plus makan! 😄
DeleteKalo aku ditanya gitu, aku akan menjawab (sesuai prioritas) : Rumah - kuliner - Travelling. Karena dengan beli rumah dulu dan udah selesai masa cicilannya, aku bisa travelling kemanapun. Kalau travelling duluan, aku gakkan pernah bisa rumah :))
ReplyDeleteNah pun ada pasangan muda yang menomorsatukan travelling its ok. Itu adalah pilihan. Tapi jadi tantangan lho cicil rumah emang. Nggak terasa aja.
DeleteSaya tetep pilih Rumah dulu :)
ReplyDeleteyo yo yo 😄
DeleteAlhamdulillah aku bahkan sudah bisa bikin rumah sendiri, susah banget awalnya. Tapi karena niat rumah buat mama jadi ya udah iklasin aja. Pasti ada ganti yang lebih indah nanti kalau aku berkorban sekarang. Lagian masih bisa jalan-jalan dan tetep wisata kuliner kok. Semua memang tergantung sama prioritas dan bagaimana cara kita mengatur keuangan sih. hehehe aku malah curhat.
ReplyDeleteBuat aku yg masih masuk generasi millenial (hahaha sok muda), rumah tetap jd prioritas utama. Udah tenang lah pokoknya klo udh punya rumah sendiri. Meskipun biaya perawatannya gak pernah abis2 perasaan. Klo ditunda, harganya bisa selangit mbaa. Ak aja nyesel knp gak invest rumah dari dulu.
ReplyDeleteYes, lebih rekom rumah tapak ya mbak daripada apartemen.
ReplyDeleteRumah emang jadi prioritas utama sih. Sambil ngebudget tabungan dp rumah yang fantastis, nyisihin juga buat senang-senang (kuliner & traveling) :D
ReplyDeletePertanyaan yang sulit buat dijawab. Aku pilih dirimu dulu deh eaaaa hehe Pilih rumah dulu deh. 👍😎
ReplyDeleteAku lihat prioritas kebutuhan siy pasti kalau belum punya rumah aku beli rumah dulu lalu jalan-ajaln smabil kulineran hehehe...
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah punya rumah. Tapi travelling juga berbahaya bagi keuangan karena bikin addict
ReplyDeleteSeandainya saya punya dana lebih pingin bgt bisa beli rumah, yg bingung utk cicilan tiap bulannya klo ambil kpr :D
ReplyDeleteKalau aku sesuaikan prioritas. Sekarang utama rumah di kampung, mumpung masih aktif bekerja.
ReplyDeleteaku pilih rumah sih mba, tapi karna blm punya keluarga ya uangnya aku tabung dulu, nanti beli rumah sama suami, masa aku tinggal sendirian aja, kan gak seru.. hehee
ReplyDeletekalau ini relatif yaa mbak, mau pilih yang mana dulu :) kalau akusih pengen semua dalam sekali tempo. Huahahaha *rakus.
ReplyDeletekalau saya pilih rumah dulu yang masuk skala prioritas...hihihi
ReplyDeleteSaya mau semuanya, beli rumah, traveling dan kulineran hahahahaha
ReplyDelete