Apa yang ada dalam benak kita, kalau melihat dan mendengar seorang anak yang batuk- batuk hebat sepanjang hari? Kasihan sudah pasti. Raut wajahnya yang capek, keringatan.Membayangkan tidurnya yang terganggu dan aktivitas- aktivitas lainnya yang tidak dapat dinikmati seperti anak- anak yang sehat lainnya.
Ini juga yang ada dalam pikiran saya ketika melihat tayangan video dalam Pekan Imunisasi Sedunia, dimana seorang anak perempuan mengalami batuk berkepanjangan. Sedih dan nggak tega melihatnya. Dan ini gara- gara anak tersebut tidak mendapatkan vaksin DPT.
DPT-HB-HBI diberikan 3x mulai bayi umur 2 bulan dengan jarak minimal & 1 bulan 1x pada usia 18bulan. Vaksin ini dapat mencegah 5 penyakit yaitu pertusis, tetanus, hepatitis B, infeksi Hib yang menyebabkan radang selaput otak ( meningitis ) dan radang paru- paru ( pneumonia )
Serem ya akibatnya?
Melalui Pekan Imunisasi Dunia yang berlangsung tanggal 24- 30 April 2017 Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) mengajak blogger untuk dapat turut serta menginformasikan akan pentingnya imunisasi bagi seorang anak. Karena saat ini masih dijumpai orang tua yang beranggapan imunisasi bukanlah hal penting.
Imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling murah, karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi kejadian sakit, cacat dan kematian, tetapi kenyataannya Indonesia adalah Negara dengan jumlah anak yang tidak diimunisasi atau tidak lengkap imunisasi dasarnya terbanyak ke- 4 di dunia. Duh!
"Cakupan imunisasi secara nasional memang sudah mencapai target tetapi dilapangan masih banyak anak- anak yang belum mendapat imunisasi"kata Kasudit imunisasi dr. Prima Yosephine
Imunisasi bukan hanya kekebalan yang didapat oleh si anak saja, akan tetapi kekebalan itu akan menyebar/ heart community.
Kalau satu tempat imunisasinya rendah, maka penyakit akan cepat menular. Tahun 2006 tidak dijumpai lagi kasus polio. Dan tahun 2014 Indonesia mendapat sertifikasi bebas polio. Ini bukan pekerjaaan yang ringan tetapi membutuhkan waktu yang lama.
Saat ini Kemenkes sedang melakukan kunjungan door to door khususnya pada keluarga yang memiliki balita. Sampai usia 18 tahun seseorang masih disebut anak"tambah dokter berkaca mata ini.
Vaksin itu aman dan bermanfaat tetapi masih ada orang tua yang suka "menelantarkan anak" padahal imunisasi diberikan secara gratis. Karena sifatnya yang spesifik pada satu penyakit makanya wajib untuk diberikan. Dengan proses pembuatan yang memakan waktu antara 15- 20 tahun. Tentu vaksin modern ini lebih aman dibandingkan pada zaman purba dulu.
"Meskipun penyakit sudah jarang terjadi kita tidak boleh lengah. Banyak orang tua kalau ditanya apakah anaknya imunisasinya sudah lengkap? Selalu dijawab sudah, tetapi begitu di cek banyak yang belum, terutama DPT. Karena pemberian ASI saja tidak cukup untuk mencegah penyakit anak. Alasannya biasanya adalah karena anak demam, keluarga tidak mengizinkan dan jauh."kata Dr. Soedjatmiko, dr, Sp.A(K)
Pekerjaan rumah Kemenkes memang masih banyak, Indonesia masih kalah dengan Vietnam. Saat ini ada 720 daerah di Indonesia yang belum tercakup pemberian imunisasi. Perlu diketahui bahwa pelaksanaan imunisasi selalu mendahulukan satu tempat yang banyak terjangkit satu penyakit. Vaksin beredar dipasaran karena ada penyakit berbahaya.
Imunisasi aman dan bermanfaat. Mari kita dukung dan lakukan imunisasi pada anak- anak, yang sudah diberikan Pemerintah secara gratis. Kita juga wajib tahu siapa orang nya dibalik nama- nama yang kerap beredar di pemberitaan sebagai orang yang anti vaksin, untuk lebih mengetahui bagaimana kredibilitas nama- nama tersebut atas korelasinya terhadap pemberitaan vaksin yang mereka tulis.
Vaksin imunisasi memiliki kadar merkuri rendah. Vaksin lebih berbahaya dari penyakit itu adalah pendapat yang salah.
KH. Anwari Faisol dari MUI mengatakan "Vaksin yang memenuhi syarat pensucian terpenuhi maka halal yaitu kalau dalam proses pencampurannya tidak ada perubahan warna,bau,dan rasa. Biasanya mereka yang menolak vaksin karena berkaitan dengan kepentingan bisnis. Tidak boleh terjadi mudharat terhadap penyakit, imunisasi adalah untuk mencegah penyakit"
So coba cek lagi KMSnya,sudahkah anak kita diimunisasi? Sudahkah kita memberi hak mereka atas imunisasi?
Saya cepat cepat ngecek KMS anak mbak, takut kelewat kasihan...
ReplyDeleteNah iyah...
Deletekadang suka lupa pas masuk usia balita ya. Yang ngulang terutama. Hehe...KMS taruh ditempat yang gampang buat cek
Bener banget Kakak Gita, imunisasi penting banget buat kesehatan. Kita bisa sehat kayak sekarang kan pasti karena faktor diimunisasi dulu hoho
ReplyDeleteImunisasi penting bgt utk anak. Hak anak, itu tandanya hrs diberikan pd anak. Yuks ah imunisasi Mba Git
ReplyDeleteMari berikan hak mereka. Jangan zolim ya sama anak sendiri
DeletePara orang tua di indonesia saat ini kurang begitu peduli dengan kesehatan anak2nya sendiri karena mereka berfikir anak2 mereka baik baik saja dan tidak memerlukan imunisasi padahal imunisasi sangat penting sekali untuk anak2. Tapi kalo di perkotaan mungkin sudah gencar imunisasi tapi bagaimana dengan perkampungan apalagi perkampungan yg masih sulit di akses ?
ReplyDelete