Senin 4 April pukul 14.15 sosok itu keluar. Hangat,ke bapak an dan yang pasti selalu rapi. Belum makan katanya. Karena makan masih bisa ditunda. Tamu itu jauh lebih penting. Karena tamu adalah raja apalagi sudah janjian.
Jero Wacik membuka obrolan siang itu dengan hangat. Kalimat -kalimat yang keluar penuh motivasi. Semangat dan gembira. Hampir satu tahun di Lapas Cipinang memang hari-harinya diisi dengan menulis dan memberikan motivasi bagi penghuni lapas lainnya 2 minggu sekali.
"Jangan pernah berharap apapun,untuk kebaikan yang sudah kau berikan pada siapapun,sekecil apapun".Gusti Allah nga tidur"katanya.
Jangan juga kau lupa pada almamatermu.Mereka yang sudah memberikan kontribusi luar biasa dalam perjalanan hidup kita.
Jero Wajik menyebut ada 8 Almamater dalam hidupnya :
1. Bali.
Sampai kapanpun darah ini nga akan hilang. Sampai kapanpun saya akan terus memberikan pemikiran-pemikiran saya untuk kemajuan tanah kelahiran ini.
2. ITB.
Ini adalah Tempat ke dua yang dibanggakan Jero. Beliau selalu ingat bagaimana spanduk bertuliskan "Selamat datang putra-putri terbaik daerah".Kami sudah diajarkan bagaimana mengurus negara pada masa-masa kuliah.
"Hebat kan?"katanya dengan wajah sumringah. Dan Jero termaksud alumni yang rajin mengunjungi almamaternya.
3. Astra Grup
18 tahun beliau berkarier disini. Tentu akan sulit untuk melupakan begitu saja,sepak terjang beliau."Jangan pernah menjelek-jelekan bekas almamatermu. Dalam bentuk apapun,karena tanpa mereka belum tentu kita seperti yang ada selama ini.
4. UI
Menjadi dosen selama 15 tahun,tentu tempat ini bukan lagi bisa dikatakan hanya sebagai tempat untuk mencari nafkah. Tapi kepuasan batin untuk berbagi ilmu itu pasti jauh lebih besar dari sekedar rupiah yang didapat.
5. Demokrat
6. Kemenpar
7. ESDM
8. Cipinang.
Tertawa lepas beliau ketika menyebut almamater terakhirnya ini. Bertanda tak ada beban. Pun awal ketika di ciduk KPK beliau sempat berfikir "Apa iya ya saya salah"?
Tetapi begitu tuduhannya atas pemerasan lemah dan tak ada bukti. Percaya diri Jero makin naik. Sekali lagi katanya "pasrah tapi tak menyerah".
Koper hitam yang sarat dengan seabrek buku,catatan-catatan harian itulah bekal Jero Wacik ketika menemui tamu-tamunya. "Saya tidak peduli berapa orang yang sudah mengunjungi saya selama di Lapas ini."Tetapi saya akan selalu peduli ketika ada orang yang mau datang yaitu dengan menyiapkan agenda pembicaraan. Karena waktu demikian cepat. Jero Wacik pun menyiapkan apa yang akan disampaikan ketika nanti anaknya datang. Semua catatan itu tertulis rapi dalam notes berwarna merah denga stabilo kuning sebagai penanda point-point penting yang akan disampaikan.
Sangat ekspresif,dinamis dan segar sosok Jero Wacik ini.
"Kalau ingin menjadi orang sukses jangan pelihara 3 binatang dalam rumah,katanya. Yaitu :
1. Malas
2. Minder dan
3. Sombong.
Tak ada aura dendam pada orang-orang yang menjatuhkannya.Karena Jero Percaya ada hikmah dan mujizat di balik ini semua. Salah satu yang beliau rasakan adalah mujizat selalu diberi rasa kebahagian,kegembiraan dan ke ikhlasan. Jero sang Hero yang pernah mati suri. Tapi tidak akan pernah mematikan harapan.
Jero wacik pasrah tapi tak menyerah.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteHehe
DeleteThx ya
Hehe
DeleteThx ya